– Bursa efek Indonesia dimulai dalam kondisi positif pada penutupan perdagangan sebelum masuk masa liburan yang cukup lama untuk peringatan Hari Raya Waisak, Jumat (9/5). IHSG saat memulai sesi pagi ini terletak di posisi 6.869, meningkat 41,6 poin atau 0,61 persen.
Menurut data dari RTI Business, indeks saham di Indonesia setelah itu mengalami penurunan halus pada pukul 09:34 WIB hingga mencapai tingkat 6.852, yang berarti meningkat sebesar 24,5 poin atau 0,36 persen.
Di awal sesi trading, volume perdagangannya sebanyak 4.374 saham dengan total nilai mencapai Rp 1.820 miliar serta jumlah transaksinya tercatat sebanyak 295.856 kali.
Di awal sesi trading, terdapat 225 saham yang naik, 238 saham turun, serta 195 saham lainnya stabil tanpa ada perubahan.
Pada awal perdagangan, kurs rupiah terdepresiasi sebanyak 48,50 poin atau 0,29% menjadi Rp16.550 per dolar AS dibandingkan dengan penutupan sebelumnya. Analis Currency Ibrahim Assuaibi mengestimasi bahwa dalam sesi trading hari ini, nilai tukar rupiah akan berfluktuasi tetapi cenderung melemah dan bergerak dalam kisaran antara Rp16.490 hingga Rp16.550.
Penurunan tersebut sesuai dengan keputusan para pejabat yang secara bersama-sama mendukung pemeliharaan tingkat suku bunga dasar dana federal antara 4,25% sampai 4,5%, seperti halnya sudah berlangsung sejak Desember.
Sebaliknya, Ketua Federal Reserve Jerome Powell bersama petinggi lainnya tidak tergesa-gesa untuk memodifikasi tingkat suku bunganya di tengah situasi ketidakjelasan yang semakin bertambah. Khususnya saat berurusan dengan konflik perdagangan yang intensif dengan China bisa menimbulkan dampak pada laju inflasi serta angka pengangguran yang naik.
Di samping itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent akan berjumpa dengan para petinggi bidang ekonomi China pada tanggal 10 Mei di Swiss guna melakukan pembicaraan tentang perang perdagangan yang mempengaruhi perekonomian dunia.
“Pasar minyak mentah diprediksi akan mengalami penurunan pada konsumsinya karena kedua negara ini adalah pemilik perekonomian terkuat global dan perselisihan dagang antar keduanya dapat mempengaruhi pertumbuhannya,” jelas Ibrahim seperti dilansir Jumat (9/5) dalam laporannya.